Sabtu, 12 Desember 2015

coretan payah untuk wanita hebat.

Di sore ini tak seperti sore biasanya. Pukul 15.25 langit tampak gelap seakan menjelang waktu magrib. Sesekali rintikan gerimis jatuh. Mungkin akan hujan deras. Aku duduk di dekat jendela sambil memandang keluar dengan sebuah handphone di genggamanku. Berharap ada seseorang mengirim kan sebuah pesan singkat. Yang senggaknya bisa membuat ku jadi sibuk. Beberap waktu aku menunggu tpi tak ada satupun pesan singkat yang masuk.
Angin mulai terasa basah dan rintikan gerimis mulai banyak pertanda akan datangnya hujan lebat.
Aku mulai gelisah karena aku selalu bingung apa yang harus kulakukan saat hujan . akupun memikirkan sesuatu . Aku mulai keluar kamar mencoba melihat apa yang bisa aku lakukan. Saat itu terlihat ibuku sedang mengerjakan sesuatu. Teringat dua jam yang lalu aku bertengkar dengan ibuku. Entah apa penybabnya tapi setiap tindakan yang kulakukan di salahkanya. Mungkin ini  sebuah proses . aku sekarang berada di titik terendah dalam hidupku. Aku gagal meraih apa yg di harapkan ibuku. Seperti kakaku dulu ia juga pernah gagal . Dan dia juga pernah gagal  pada saat ia gagal tindakan yang selalu di salahkan. Namun ia kini sudah berhasil dan membuat ibu selalu tersenyum menyambutnya ketika ia pulang. Aku ingin seperti dia . Aku ingin memperjuangkan yang aku harapkan.
Tapi semuanya butuh proses seperti kakaku yang sudah melwati semua proses agar membuat ibuku bangga .
Untuk saat ini mungkin aku hanya bisa membuat ibu marah. Hanya menyusahkan. Tpi aku janji aku akan berjuang untuk meraih apa yang ibu inginkan. Dan untuk saat ini aku akan jalani apa yang harus ku jalani. Aku yakin ini adalah proses untuk membuat ibu bangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar